DATA Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, persentase penduduk miskin di Provinsi Banten pada Semester 1 tahun 2024 mencapai 5,69 persen dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,02 persen. Angka pengangguran terbuka di Banten ini merupakan tertinggi dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia, jauh di bawah rata-rata persentasi pengangguran nasional, yakni 4,82 persen. Lebih jauh lagi, jika merujuk pada data BPS dalam 12 tahun terakhir, tingkat pengangguran terbuka Banten selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Kondisi ini sangat kontras dengan banyaknya kawasan industri di Banten. Setidaknya, terdapat delapan kawasan industri khusus yang berdiri dan berkembang di Banten. Artinya, pengangguran terbuka menjadi masalah serius di Banten yang harus dicarikan solusinya oleh para pemangku kepentingan terkait. Beberapa faktor menjadi penyebab tingginya tingkat pengangguran di Banten, di antaranya rendahnya pertumbuhan ekonomi dan banyaknya relokasi pabrik. Pertumbuhan ekonomi Banten hanya mencapai 4,51 persen (year on year/yoy) pada kuartal I-2024, jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5,11 persen. Kondisi ini diperparah semakin banyaknya relokasi pabrik pascapandemi Covid-19.
